Rabu, 18 Februari 2009

PEMILU DI INDONESIA

PEMILU DI INDONESIA SANGAT UNIK
Oleh :
Priaduana A.G, SE

A. Pendahuluan

Dalam pemilu yang akan berlangsung pada bulan April 2009 sangatlah didambakan oleh semua masyarakat di Indonesia dan seluruh penjuru dunia jaga akan menunggu hasil Pemilu. Adakah perubahan ? Tapi nampaknya masih jauh dari harapan semua pihak. Mari kita lihat apa yang akan dihasilkan dalam pemilu nanti baik itu untuk para Caleg Daerah, Propinsi, Legislatif dan PilPres. Namun kita sebagai warganegara yang baik mari kita sukseskan Pemilu 2009 dengan memilih orang-orang yang benar-benar memperjuangkan hak-hak bangsa dan Negara terutama pada rakyatnya. Kita ini termasuk Negara yang mempunyai jumlah penduduk terbanyak (5 besar) sedunia. Apa mungkin kita terlepas dari jerat-jerat kuovadis Negara asing ? atau terlepas pula dari cengkraman orang-orang yang mempunyai kekuasaan baik itu tingkat RT, Dusun, Desa, Kecamatan, Daerah, Propinsi maupun Republik ini.

B. Pemilu Yang Unik dan Aneh

Pemilu di Indonesia yang saat ini diikuti para kontesta 38 Partai Politik sangatlah ironis jika mencari massa dengan jalan yang tidak semestinya, misal dengan bumbu-bumbu uang dengan jumlah yang besar, bantuan pembangunan, mendapatkan hadiah baik skala kecil maupun skala besar yang pada akhirnya menindas para rakyat jelata baik secara langsung maupun tak langsung. Terlebih lagi yang dibunuh adalah pembunuhan karakter seseorang melalui para kader-kader partai politik yang dibina untuk memperjuangkan hak-hak dari para caleg daerah, propinsi maupun Pusat mendapatkan simpati dari para rakyatnya. Model-model inilah yang seharusnya kita rubah partai besar dengan jumlah kekayaan besar pasti menggelontorkan pundi-pundi uang dan kekayaannya juga besar dengan dalih untuk pembangunan di daerah pilihanny sementara partai-partai gurem (kecil) yang pundit-pundi kekayaannya terbatas juga sama-sam menggencet rakyatnya dengan jalan yang hampir sama dengan partai besar. Sehingga bila calegnya terpilih maka sebenarnya akan mengarah pada sisi korupsi baik itu untuk daerahnya, propinsi maupun dipusat dikarenakan dia ketika mencalonkan diri menjadi Caleg sudah mengeluarkan uang, waktu, tenaga dan lain sebagainya juga besar dan tidak sedikit.
Nah disinilah lumbung-lumbung keuangan Negara di gelembungkan menjadi pengeluaran pribadi untuk pribadinya sendiri-sendiri. Caleg saat ini yang penting jadi dulu, perutnya dulu, keluarganya dulu baru rakyatnya dengan urutan nomer sekian bahkan mungkin tidak sama sekali. Apakah ini yang dimaksud tidak memakai uang atau cara-cara eksodus mengganti dengan berbagai nama dan dengan istilah untuk pembangunan di daerah pemilihannya. Maka yang terjadi adalah saling berkelahi untuk memprebutkan simpati rakyat dan rakyat sebagai tumbal dari pemilu yang kotor ini. Penulis sadar bahwa percaturan politik itu pasti kotor tetapi apakah tidak ada cara yang lain untuk menuju jalan yang lebih baik ?

**Gambar sosialisasi Pemilu**
C. Perubahan Suhu Politik
Perubahan menjadi isu kuat setiap kampanye politik dimanapun. Bahkan presiden terpilih Barack Obama menjadikannya dalam satu kemasan kalimat yang menjadi ikon setiap kampanyenya dan selalu menggunkan ‘yes we can‘ untuk meyakinkan audiennya. Tapi bagaimanakah setelah terpilih? Adakah janji perubahan itu tetap diusung dan menjadi jiwa pemerintahan Amerika sekarang? Allahu ‘alam.
Satu hal yang sangat menarik dari model kampanye Amerika yang menghasil presiden terpilih adalah serunya persaingan, saling serang, debat, cari perhatian publik tapi dalam bingkai saling menghargai. Kenapa harus membicarakan Amerika? KDPI 2009 terbentuk dari semangat dan keinginan kuat untuk terciptanya kampanye damai pemilu indonesia 2009 . Tidak perlu jauh-jauh melihat model prototipe kampanye sampai ke negeri pamansam, Amerika. Tapi Indonesia punya budaya sendiri yang lebih santun dan bersahaja. Perlukah adu debat, adu argument, adu dana (kekayaan) partai untuk pemilu 2009 ini nanti?
Platform masing-masing partai peserta pemilu tidaklah sama, ada yang berbasis religius, nasionalis adapula yang menyebut dirinya nasionalis religius. Mereka tentu mempunyai cara yang berbeda dalam membuat keputusan dan melahirkan sebuah solusi terhadap masalah kenegaraan yang muncul. Penyamaan visi, duduk satu meja membahas titik temu dari visi itu tentu akan membuahkan masalah baru pada kebuntuan bahasan yang bermuara dari idealisme parpol masing masing.
Semoga harapan kita akhirnya adalah, apapun model yang diterapkan dalam kampanye ini nanti adalah berjalan damai sesuai gerakan pemersatu kerakyatan berbangsa dan bernegara dengan diikuti oleh prosesi pemilu yang damai dan lancar. Sehingga dapat melahirkan generasi pemimpin yang bisa membawa ke arah perubahan yang lebih baik pada masa yang akan datang. SEMOGA!!

Tidak ada komentar: